Rabu, 12 Januari 2011

Multi Services Berseni Tinggi


Seperti biasanya, setiap Rabu malam adalah jadwal saya untuk futsal bersama dengan rekan-rekan sekantor. Akan tetapi, ada hal khusus yang memang tidak sengaja saya amati sehingga saya terinspirasi untuk menuliskannya di blog ini. Setengah permainan selesai, biasanya saya duduk-duduk di kursi yang sudah disediakan di sekitar lapangan futsal. Akan tetapi ada hal baru yang saya temui di sekitar lapangan itu. Ruangan yang dulunya cukup luas, sekarang sudah dipenuhi bilik-bilik yang menurut saya mirip dengan bilik warnet. Tertarik dengan hal itu, saya coba mengamati lebih dekat. Ternyata benar, bilik-bilik tersebut memang disiapkan untuk sebuah warnet. Wah, hebat juga ya. Sebuah tempat futsal dilengkapi dengan warnet. Pasti bisa lebih memanjakan pelanggan. Sambil menunggu giliran bermain, para pelanggan bisa berselancar di dunia maya dengan lebih nyaman.
Di halaman parkir, saya jumpai kembali sebuah hal baru yang sebelumnya tidak pernah saya amati meskipun sudah berulang kali saya bermain futsal di tempat ini. Ternyata dibangun sederetan bangunan yang didesain memanjang. Pikir saya, tempat ini mungkin akan dijadikan semacam food court. Wah, lagi-lagi mantab nih idenya. Setelah bermain futsal, rata-rata para pelanggan memang mencari tempat makan. Entah untuk sekedar melepas lelah setelah bermain ataukah memang mengisi perut.
Dari sebuah tempat futsal yang ditujukan untuk memberikan fasilitas melepas penat sehabis kerja atau olahraga menjadi sebuah area multi services yang memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan membidik berbagai sisi kemungkinan keuntungan dari analisis efek domino. Sebuah analisis sederhana yang mungkin belum pernah terfikirkan. Di tahun 90–an, sebuah POM Pengisisn Bahan Bakar semata merupakan tempat untuk mengisi bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Akan tetapi, pola ini berubah secara drastis. Pertamina ataupun perusahaan semacam Shell atau Petronas sudah menerapkan system pelayanan multi yang dijadikan standar untuk sebuah POM Pengisian Bahan Bakar. Dapat kita lihat sekarang ini bahwa di sebuah POM yang berstandar pasti terdapat fasilitas pelayanan berganda seperti toilet, mushola, dan juga swalayan. Bahkan di beberapa tempat saya menemukan bahwa di area POM juga disediakan restoran fast food ataupun tempat membeli oleh-oleh seperti yang saya temui di Ambarketawang Jogja dan di Besuki, Jawa Timur.
Automatic Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri yang lebih dikenal dengan ATM adalah bilik untuk melakukan transaksi mengambil, ataupun mentransfer sejumlah uang. Pada dekade ini kita temukan bahwa selain berfungsi memberikan pelayanan transaksi pengambilan atau transfer, ATM memberikan kemudahan bagi nasabah bank untuk melakukan pembayaran rekening Telkom, rekening PLN, ataupun transaksi pembelian pulsa. Dengan pelayanan tambahan ini, nasabah dipermudah dalam memenuhi kebutuhan rutinnya seperti membayar rekening dan membeli pulsa. Pun dengan PLN sendiri yang sudah bertransformasi secara bertahap dari listrik pasca bayar menjadi listrik prabayar. Dengan pelayanan ini PLN dan pelanggan sama-sama diuntungkan. Pelanggan akan lebih mudah melakukan pengontrolan pemakaian rekening listrik, sedangkan PLN lebih mudah untuk melakukan estimasi pemakaian listrik para pelanggannya. Tentu saja, dengan model seperti ini keandalan listrik akan lebih berkualitas.
Ya, sebuah transformasi dari sekedar fungsi menjadi multi services. Saat ini, setiap pemberi pelayanan dituntut selain meningkatkan kualitas pelayanan utamanya, juga memberikan kenyamanan bagi para pelanggannya. Tidak heran jika saat ini semua berlomba untuk memberikan kualitas pelayanan multi dan prima. Sebuah pelayanan dinilai berkualitas jika mampu memberikan kualitas pelayanan pokok sesuai fungsi dan kualitas pelayanan “penyegar” alias tambahan.
Pun berlaku pada pelayanan berbasis Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang berkualitas dituntut untuk bisa lebih dari sekedar tuntutan bidangnya. Seorang insinyur akan lebih memukau di tingkatan manajemen apabila dia mempunyai kualitas relasi dan komunikasi yang prima di samping kemampuan utama di bidang yang ditekuninya. Seorang dokter juga dituntut sebagai seorang motivator lebih dari sekedar “hakim” pemvonis pasien dan meresep. Seorang news anchor dituntut dalam kelihaian mengolah sebuah informasi menjadi sebuah news-tainment sehingga menarik untuk disimak. Bahkan saya amati akhir-akhir ini, sebuah berita televisi jauh lebih menarik untuk diikuti ceritanya dibandingkan dengan sinetron. Dalam sebuah artikel yang saya baca di KOMPAS, saya menemukan sebuah artikel tentang “People Power”. Di dalam artikel tersebut diuraikan bahwa manusia memiliki kekuatan multi yang kadang tidak disadari. Manusia dapat memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar tugas utama di sebuah perusahaan atau institusi. Artinya, ketika manusia mampu mengoptimalkan kelebihan tersebut, maka lingkungan yang menjadi obyek pelayanannya pun akan merasa terlayani dengan sempurna. Akan tetapi memang disadari bahwa kemampuan tersebut bersifat fluktuatif dengan factor kompleks yang mempengaruhi. Kita contohkan semisal Irfan Bachdim, seorang pemain muda berbakat yang bermain di Persema Malang. Performa yang ditampilkan oleh pemain ini saat membela Persema sungguh sangat memukau. Selain menjadi produsen gol, penampilan saat bermainnya pun sudah menjadi hiburan tersendiri bagi penggemar sepak bola. Akan tetapi tidak ada yang menjamin, jika dia bermain di klub yang lain, apakah dia akan menampilkan performa tersebut atau tidak. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kekuatan emosi dan mental.
Memang tantangan yang akan timbul saat mengoptimalkan kualitas multi pada SDM adalah mempertahankan stabilitas. Ketika SDM sudah mampu didongkrak sehingga keluar kemampuan multinya, maka tantangan berikutnya adalah mempertahankan kestabilannya. Ketika dongkrakan yang pertama sudah berhasil belum tentu ketika dipaksa di dongkrakan berikutnya akan berhasil juga. Kemungkinan bisa naik, stagnan, atau bahkan malah menurun performanya. Inilah seni yang membedakan antara manusia dengan mesin.
“Karena manusia adalah Maha Karya yang Maha Pencipta”
Paiton, 12 Januari 2010 ~Mendekati pukul 00.00 waktu setempat~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar