Sabtu, 21 Agustus 2010

SMA 1 Wates....

Apa ya yang bisa diceritakan? Saya bingung, mungkin karena sudah terlalu lama tidak berinteraksi dengan orang-orang yang punya hubungan dengan SMA ini. Kata orang, masa-masa SMA itu adalah masa yang paling indah dalam episode kehidupan kita. Hmm..ada benarnya. Kayaknya banyak hal yang indah baik itu yang konyol, menggembirakan atau menyedihkan yang saya alami selama SMA. Barusan tadi chatting sama teman SMA. Katanya beliau mau nulis kenangan indah selama di SMA dan minta saya menceritakan pengalaman indah selama di SMA. Gubrak,.ndak bisa lah mbak kalo mendadak gitu. Nulis tulisan ini saja butuh waktu beberapa hari untuk merenung, apalagi untuk bercerita. Maklum mas dan mbak pembaca, saya termasuk orang yang agak susah bercerita dan mengingat dengan spontan apalagi buat nulis, takutnya bleberan. Butuh waktu khusus untuk membongkar memori yang pernah tersimpan di otak ini. Bentar ya, saya bingung mau nulis ceritanya dari mana. Nah, begini saja. Mulai dari cerita tentang diri saya sendiri saja nggih. Saya dulu pas SD dan SMP adalah orang yang sangat ambisius (menurut saya sendiri sih). Saya lulus dari SD Bojong II (salah satu pelosok di kabupaten Kulon Progo). Nah, saya sangat ingin sekolah di SMP 1 Wates yang kata orang-orang sekitar saya sekolah favorit di Kabupaten ini. Kalau alasan saya masuk SMP 1 Wates sih nggak neko-neko. Saya nggak terlalu ‘ngeh’ dengan yang namanya sekolah favorit atau ndak. Saya pengen aja dekat dengan mbak saya yang sudah duluan sekolah di sana. Itu saja. Nah, berbekal NEM (Nilai Ebtanas Murni) yang pas-pasan saya coba menggeret Ibu saya untuk memberanikan diri mendaftar di SMP 1 Wates ini. Di hari terakhir pendaftaran saya coba tunggu sampai siang dan memantau NEM terendah yang masuk ke SMP ini. Tercatat NEM terendah dari luar rayon adalah 42 koma sekian-sekian sedangkan saya sendiri cuman 41 koma sekian-sekian (lupa pasnya berapa). Saya ngotot untuk tetap memasukkan NEM saya ini, tapi ibu saya sudah ketir-ketir. Sekali salah langkah,.nggak jadi masuk SMP Negeri (maklum, dulu SMP Negeri masih terkenal murah, jadi ya pengennya orang tua memasukkan di SMP yang biayanya murah alias SMP Negeri). Alhasil, saya diseret ibu saya untuk pindah ke SMP 2 Wates. So, saya nggak jadi sekolah di Wates, cukup sekolah di pelosok saja. Yah,, niatnya pengen ngeliat kota setiap hari, jadinya ngeliat sawah tiap hari. So, saya bertekad SMA saya musti dapat di kota. Singkat cerita, saya lulus SMP dan mau masuk SMA. Dulu keinginan saya berubah dari yang pengen masuk SMA 1 Wates jadinya pengen masuk ke SMA 1 Jogja. Cuman ceritanya nggak setragis pas mau masuk SMP dulu. Sebenarnya sih NEM lulus SMP sudah cukup untuk mendaftar di SMA 1 Jogja (kata orang-orang). Nah, pas mau masukin NEM ke kota Jogja, mbak saya kebetulan masuk kuliah pertama kali juga di Jogja dan itu butuh biaya yang cukup mahal. So, ibu saya bilang, “Wis, sekolah wae neng wates, podho wae”. Nggih mpun, singkat cerita lagi, saya nggak jadi daftar ke Jogja. Jadinya ke Wates saja. Nggak terlalu tragis juga masuk SMA ini, NEM cukuplah untuk mendaftar di sini. Setelah cerita saya singkat lagi, akhirnya saya masuk ke SMA 1 Wates dengan segala kesibukannya. Saya masuk sekolah jam 07.00 sampai jam 14.00. Kalau pas nggak ada gurunya ya ngerjain tugas, kalau tugas sudah selesai ya ngajuin guru yang berikutnya lagi. Alhasil, yang harusnya pulang jam dua siang bisa dipersingkat jadi jam 10 pagi saja. Sisa waktunya buat ngapain? Wah, banyak yang saya lakukan dulu dari mulai melamun, jajan di warung, ikut-ikutan ngeband meskipun nggak bisa main apa-apa, atau jajan batagor di dekat pasar Wates. Tapi hal itu nggak terjadi lagi mulai semester 2 kelas satu, soalnya jam di sekolah saya sudah diganti dengan jarum yang kokoh, nggak bisa diulur dan nggak bisa dipercepat alias nggak bisa ngajuin jam lagi. Lumayan banyak saya kenal orang-orang di sini, mulai dari teman sekelas, teman kelas sebelah, teman kelas di sebelahnya lagi, kakak kelas dua, kakak kelas tiga, alumni, guru, tukang kebun, pegawai perpus, pegawai TU, tukang sapu, penjaga kantin sekolah, dan penjaga sekolah. Tapi kalau diminta nyebutin lagi satu per satu sudah pada lupa. Oke, saya mau mulai menyebutkan teman saya dan profesinya di sini (bagi yang belum kesebut bisa angkat tangan gan) :
~Adhani Zudi S alias Mas Bambang : teman sekelas, kuliah di UAD, sekarang nggak tahu di mana, nggak tahu juga sudah lulus atau belum (atau nggak lulus? =), piss Zud)
~Andhy M Fathoni alias Gondel: teman sekelas juga, tetangga kampung, kuliah di Fisika Teknik UGM, kuliah lagi ngambil S2 di JGSEE KMUTT Thailand. Wong kok pinter Ndhy, mbok bagi-bagi.
~Aprianto Dwi atau Apri: kuliah di AAU, jelas sudah lulus. Nggak tahu rimbanya di mana
~Armanto : kuliah di mana ya? Nggak ngerti, sekarang di mana juga nggak ngerti
~Annisa Ayu Puspitasari : kuliahnya ngambil Farmasi di Solo. Barusan selesai profesinya
~Ariyanti : nah, kalo ini calon Guru soale kuliah di Pendidikan Matematika UNY. Pinter nih gan anaknya, dapat beasiswa pas kuliah. Sekarang jadi guru di ESC Wates.
~Andre Nigo Dolog Saribu : sekarang di Yakuhimo (katanya sih, tetangga dekat dengan Yokohama). Ngocol abis. Sering bermasalah dengan tahi lalatnya.
~Adim Dwi Prasanda : punya account fb yang cukup banyak, jadinya bingung yang aktif yang mana. Kuliah di AAU sama kaya Apri. Kemarin katanya mau jadi komandan upacara 17-an di Istana. Tak tunggu-tunggu kok nggak eneng? Ngeband meneh dim
~Bayu : cah iki kuliah di Pendidikan Matematika UNY. Mbuh, lulus rung kowe ndes.
~Bebek alias Ferdana Femiliona : pak PNS di Semarang, cita-citanya jadi orang kaya.
~Andreas Herbandang : kuliah di pelayaran,.wis jalan-jalan sampai Eropa gan (kepingin mode on  )
~Bima Patma Yudanto : kuliah di Elins UGM bareng Dolog. Orang ini sing suka ngumpulin kita-kita yang sudah merantau di mana-mana. Suka jualan, dan suka promosi. Manstabs gan, suk tak dadekke tukang promosi listrik di tempat saya.
Karena agak susah mengingat teman yang cukup banyak, saya sudahi saja ceritanya. Insya Allah nanti tak lanjutin ngabsennya (kalau sempat). Di sini saya masih susah mengingat kenangan-kenangan pas SMA itu. Ada sih, tapi susah nuanginnya ke tulisan. So, jika ada yang berkenan menyumbang atau mengingatkan cerita lama bisa dikirim via email, chatting, atau bisa telefon ke nomer hp saya. Tulisan ini saya buat semata-mata untuk memenuhi blog saya yang masih baru dan mengingat wajah-wajah kalian menjelang reuninan. Matur nuwun, nyuwun pamit.
Probolinggo, 21 Agustus 2010
-Di sela-sela piket di kantor-

2 komentar: