Minggu, 09 Februari 2014

Semua Perubahan Akan Menggerus Kita?



Sebagian besar manusia ditakdirkan memiliki sifat mudah bosan. Ketika satu kegiatan dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang lama, pada titik tertentu kita akan merasakan kejenuhan dan cenderung malas untuk melakukan kembali kegiatan itu. Pada titik itulah kita menginginkan kegiatan lain yang baru dan berbeda. Di sisi lain, perubahan lingkungan yang sangat cepat seakan-akan mengiringi kita  yang sedang melangkah untuk segera melompat ke depan, bergeser di lintasan lain atau bahkan mungkin memutar balik dari jalur yang seharusnya kita lalui pada saat itu. Pada saat itulah kita akan menentukan pilihan. Pilihan pertama adalah segera berubah mengikuti perubahan lingkungan, mencapai tujuan dengan lebih cepat atau bahkan mencapai tujuan lain yang lebih hebat di jalur yang berbeda. Mungkin kita beranggapan bahwa jika saat itu kita tidak mau berubah, maka justru perubahan itulah yang akan segera menggilas kita. Pilihan kedua adalah tetap konsisten dengan jalur semula untuk mencapai tujuan awal yang ditentukan tanpa harus terpengaruh sama sekali dengan perubahan lingkungan. Dan pilihan yang ketiga adalah tetap konsisten di jalur semula, meneguhkan fondasi langkah untuk pencapaian tujuan dan melakukan perubahan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan tanpa harus mengalami gejolak yang tajam.

Saya kemudian teringat dengan kisah seorang Sunan pembawa ajaran Islam di Jawa. Kisah ini memang  saya dapatkan dari mulut ke mulut tanpa pernah saya cek kebenarannya, akan tetapi menurut saya sangat menarik dan relevan dengan hal ini. Saat itu,  beliau yang usianya masih tergolong muda dan sedang dalam puncak semangat untuk belajar agama datang ke gurunya. Beliau meminta diajari ilmu agama agar segera dapat mengajarkannya kepada masyarakat.
Pelajaran pertama yang beliau dapatkan dari gurunya adalah menimba dengan ember yang bocor. Saat itu beliau pun terheran, “Saya ingin belajar agama, bukan menimba air. Lagipula mana bisa saya menimba dengan ember yang bocor ini”?
Berhari-hari beliau mencoba melakukannya dan tidak berhasil. Mungkin kalau saya menjadi beliau,  saat itu sudah frustasi dan segera mencari guru lain yang lebih hebat. Dan setelah sekian lama akhirnya beliau diberitahu oleh gurunya, bahwa maksud menimba air dengan ember bocor itu adalah pelajaran kesabaran. Inilah fondasi utama seorang Da’i yang menyebarkan agama kepada masyarakat yang beragam dan cepat mengalami perubahan. Yang dilakukan oleh guru Sunan itu adalah penanaman fondasi yang kuat terlebih dahulu. Setelah itu barulah guru itu mengajarkan hal lain, termasuk bagaimana mengubah masyarakat dengan kekentalan budaya yang tinggi agar tertarik kepada Islam. Dan hasil dari “pelajaran kesabaran” itu adalah diterimanya ajaran Islam secara luas oleh masyarakat  Jawa.

Sekali lagi konteks ini tentu tidak dikaitkan dengan benar dan salahnya metode penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan itu, akan tetapi saya menggarisbawahi tentang penanaman fondasi yang kuat sebelum memutuskan untuk langkah selanjutnya.

Jumlah perubahan yang berseliweran di sekeliling kita sangatlah banyak dan cepat. Jika kita bereaksi terhadap setiap perubahan eksternal, bisa jadi kita akan kelelahan karena kita terlupa memperdalam fondasi. Sebagian perubahan dunia memang perlu direspon dengan perubahan diri kita, akan tetapi sebagian yang lain hanyalah kebisingan saja yang tidak memerlukan perubahan  diri kita.

Kita bisa menganggap bahwa keberadaan kita di lingkungan ini merupakan sebuah pertandingan. Sebuah pertandingan tidak akan sama dengan latihan karena akan banyak hal tidak terduga terjadi. Pada pertandingan itulah kita dituntut untuk berimprovisasi dari latihan yang rutin dilakukan sehingga mencapai kegemilangan. Akan tetapi perlu diingat bahwa improvisasi tanpa dasar latihan yang kuat justru akan memporak-porandakan aksi kita.

Bantul, 9 Februari 2014

1 komentar:

  1. nice blog mas, pas banget ketika malam - malam aku lagi berfikir tentang improvisasi diri hahaha. Bismillah semoga menjadi yang lebih baik, improvisasi diri dengan pondasi yang kuat, insya Allah result nya juga bagus Aamiin.

    BalasHapus